Aksi pembajakan, di manapun tempatnya, pasti membuat jengah pihak-pihak yang dirugikan. Oleh karena itulah di negara Sakura muncul permintaan dari penerbit-penerbit untuk menghapus konten bajakan di mesin pencari populer besutan China, Baidu.
Permintaan ini merupakan salah satu upaya agar pembajakan di Jepang bisa berhenti. Faktanya, di search engine Baidu, banyak sekali ditemui manga (komik Jepang), anime dan novel-novel yang bebas beredar tanpa ijin dari pihak penerbit. Konten-konten itu merajalela di layanan berbagi dokumen gratis di mana user dimungkinkan untuk mengupload dan menikmatinya dengan cuma-cuma.
Terhitung ada 4 publisher raksasa termasuk para penulis Jepang yang mengajukan permintaan penghapusan ini pada Baidu Jepang. Mereka adalah Japan Book Publishers Association, Japan Magazine Publishers Association, Electronic Book Publishers Association of Japan dan Digital Comic Association.
Pihak Baidu sendiri langsung tanggap akan persoalan tersebut. Pihaknya melaporkan, sejauh ini mereka telah menghapus lebih dari 3.000 kopian ilegal seri manga bertajukOne Piece sejak pertengahan Februari lalu. Akan tetapi permasalahan besar dihadapi pihak Baidu mengingat begitu besarnya Baidu Library sehingga merupakan hal yang sulit untuk memonitor semua pelanggaran hak cipta. Dan meskipun aksi pemonitoran di database dilakukan tiap hari, hal ini belumlah cukup untuk menyaring semua konten bajakan.
Kendala lain yang dihadapi Baidu Jepang ialah sepertinya para pengupload konten-konten ilegal ini merupakan pecinta Baidu. Ini menjadikan sesuatu yang sulit bagi Baidu untuk melakukan penindakan tegas yakni dengan cara memblokir si pengupload dari layanan mereka.
Sekedar informasi, aksi publisher-publisher di Jepang ini datang di minggu yang sama ketika pemerintah Amerika ‘melabeli’ Baidu sebagai salah satu satu dari 30 ‘notorious market‘ (pasar kotor) terkait penjualan barang-barang bajakan dan tiruan di layanannya.
Sumber: Wall Street Journal
di kutip dari http://ictwatch.com
Posting Komentar