Sekedar informasi, di era demokrasi.
Semoga bermanfaat.
Beberapa waktu yang lalu teman saya bercertia = sekembalinya berbelanja kebutuhan, saya
sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan yang menarik
ketika saya menumpang taksi tersebut, yaitu ketika sopir taksi hendak
ditilang oleh polisi. Sempat teringat oleh saya dialog antara polisi dan
sopir taksi.
Polisi (P) : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK ?
Sopir (Sop) : Baik Pak.
P : Mas tau kesalahannya apa ?
Sop : Gak Pak.
P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat
nomor taksi yang memang gak standar) sambil langsungmengeluarka n jurus
sakti mengambil buku tilang, lalu menulis dengan sigap.
Sop : Pak jangan ditilang deh. Wong plat aslinya udah gak tau ilang
kemana. Kalo ada pasti saya pasang.
P : Sudah saya tilang saja. Kamu tau gak banyak mobil curian sekarang ?
(dengan nada keras !!)
Sop : (Dengan nada keras juga) Kok gitu ! Taksi saya kan ada STNKnya
Pak. Iini kan bukan mobil curian !
P : Kamu itu kalo dibilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas). Kamu
terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna
MERAH).
Sop : Maaf, Pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya. Saya mau yang
warna BIRU aja.
P : Hey ! (dengan nada tinggi), kamu tahu gak sudah 10 hari ini form
biru itu gak berlaku !
Sop : Sejak kapan Pak form BIRU surat tilang gak berlaku ?
P : Ini kan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU.
Dulu kamu bisa minta form BIRU, tapi sekarang ini kamu gak bisa. Kalo
kamu gak mau, ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)
Sop : Baik Pak, kita ke komandan Bapak aja sekalian (dengan nada
nantangin tuh polisi)
Dalam hati saya, berani betul sopir taksi ini.
P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas ?
Sop : Siapa yang melawan ? Saya kan cuman minta form BIRU. Bapak kan
yang gak mau ngasih
P : Kamu jangan macam-macam yah. Saya bisa kenakan pasal melawan petugas !
Sop : Saya gak melawan ? Kenapa Bapak bilang form BIRU udah gak berlaku
? Gini aja Pak, saya foto bapak aja deh. Kan bapak yang bilang form BIRU
gak berlaku (sambil ngambil HP)
Wah ... wah .... hebat betul nih sopir ! Berani, cerdas dan trendy.
Terbukti dia mengeluarkan HPnya yang ada kamera.
P : Hey ! Kamu bukan wartawan kan ? Kalo kamu foto saya, saya bisa
kandangin (sambil berlalu).
Kemudian si sopir taksi itu pun mengejar polisi itu dan sudah siap
melepaskan shoot pertama (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi
lagi)
P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu.
Sop : Si Bapak itu yang bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk
polisi yang menilangnya)
Lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi. Ada
pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan
polisi yang menilang. Akhirnya polisi yang menghalau tadi menghampiri si
sopir taksi.
P 2 : Mas, mana surat tilang yang merahnya? (sambil meminta)
Sop: Gak sama saya Pak. Masih sama temen Bapak tuh (polisi ke 2
memanggil polisi yang menilang)
P : Sini, tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal)
Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp.30.600
sambil berkata : Nih kamu bayar sekarang ke BRI ! Lalu kamu ambil lagi
SIM kamu disini. Saya tunggu.
S : (Yes !!) OK Pak ! Gitu dong, kalo gini dari tadi kan enak.
Kemudian si sopir taksi segera menjalankan kembali taksinya sambil
berkata pada saya, : Pak, maaf kita ke ATM sebentar ya . Mau transfer
uang tilang . Saya berkata : "Ya, silakan."
Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata, "Hatiku senang banget
Pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu..
Untung saya paham macam-macam surat tilang.
Tambahnya, : "Pak kalo ditilang kita berhak minta form biru, gak perlu
nunggu 2 minggu untuk sidang. Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI
! Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum.
Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda
sebagai berikut :
SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan dan mau
membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat. Itu pun
di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang dan oknum
pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai
tilang. Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di
kejaksaan setempat. Disini pun banyak calo dan oknum kejaksaan yang
melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang...
SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar
denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu
(kalo gak salah norek Bank BUMN).
Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk ditukar dengan
SIM/STNK kita di Kapolsek terdekat di mana kita ditilang.
You know what ? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya
tidak melebihi 50 ribu ! Dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA.
Forward email ini, beritahukan teman, saudara & keluarga Anda.
BERANTAS KORUPSI DARI SEKARANG !
Semoga bermanfaat.
Beberapa waktu yang lalu teman saya bercertia = sekembalinya berbelanja kebutuhan, saya
sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan yang menarik
ketika saya menumpang taksi tersebut, yaitu ketika sopir taksi hendak
ditilang oleh polisi. Sempat teringat oleh saya dialog antara polisi dan
sopir taksi.
Polisi (P) : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK ?
Sopir (Sop) : Baik Pak.
P : Mas tau kesalahannya apa ?
Sop : Gak Pak.
P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat
nomor taksi yang memang gak standar) sambil langsungmengeluarka n jurus
sakti mengambil buku tilang, lalu menulis dengan sigap.
Sop : Pak jangan ditilang deh. Wong plat aslinya udah gak tau ilang
kemana. Kalo ada pasti saya pasang.
P : Sudah saya tilang saja. Kamu tau gak banyak mobil curian sekarang ?
(dengan nada keras !!)
Sop : (Dengan nada keras juga) Kok gitu ! Taksi saya kan ada STNKnya
Pak. Iini kan bukan mobil curian !
P : Kamu itu kalo dibilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas). Kamu
terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna
MERAH).
Sop : Maaf, Pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya. Saya mau yang
warna BIRU aja.
P : Hey ! (dengan nada tinggi), kamu tahu gak sudah 10 hari ini form
biru itu gak berlaku !
Sop : Sejak kapan Pak form BIRU surat tilang gak berlaku ?
P : Ini kan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU.
Dulu kamu bisa minta form BIRU, tapi sekarang ini kamu gak bisa. Kalo
kamu gak mau, ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)
Sop : Baik Pak, kita ke komandan Bapak aja sekalian (dengan nada
nantangin tuh polisi)
Dalam hati saya, berani betul sopir taksi ini.
P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas ?
Sop : Siapa yang melawan ? Saya kan cuman minta form BIRU. Bapak kan
yang gak mau ngasih
P : Kamu jangan macam-macam yah. Saya bisa kenakan pasal melawan petugas !
Sop : Saya gak melawan ? Kenapa Bapak bilang form BIRU udah gak berlaku
? Gini aja Pak, saya foto bapak aja deh. Kan bapak yang bilang form BIRU
gak berlaku (sambil ngambil HP)
Wah ... wah .... hebat betul nih sopir ! Berani, cerdas dan trendy.
Terbukti dia mengeluarkan HPnya yang ada kamera.
P : Hey ! Kamu bukan wartawan kan ? Kalo kamu foto saya, saya bisa
kandangin (sambil berlalu).
Kemudian si sopir taksi itu pun mengejar polisi itu dan sudah siap
melepaskan shoot pertama (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi
lagi)
P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu.
Sop : Si Bapak itu yang bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk
polisi yang menilangnya)
Lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi. Ada
pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan
polisi yang menilang. Akhirnya polisi yang menghalau tadi menghampiri si
sopir taksi.
P 2 : Mas, mana surat tilang yang merahnya? (sambil meminta)
Sop: Gak sama saya Pak. Masih sama temen Bapak tuh (polisi ke 2
memanggil polisi yang menilang)
P : Sini, tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal)
Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp.30.600
sambil berkata : Nih kamu bayar sekarang ke BRI ! Lalu kamu ambil lagi
SIM kamu disini. Saya tunggu.
S : (Yes !!) OK Pak ! Gitu dong, kalo gini dari tadi kan enak.
Kemudian si sopir taksi segera menjalankan kembali taksinya sambil
berkata pada saya, : Pak, maaf kita ke ATM sebentar ya . Mau transfer
uang tilang . Saya berkata : "Ya, silakan."
Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata, "Hatiku senang banget
Pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu..
Untung saya paham macam-macam surat tilang.
Tambahnya, : "Pak kalo ditilang kita berhak minta form biru, gak perlu
nunggu 2 minggu untuk sidang. Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI
! Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum.
Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda
sebagai berikut :
SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan dan mau
membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat. Itu pun
di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang dan oknum
pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai
tilang. Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di
kejaksaan setempat. Disini pun banyak calo dan oknum kejaksaan yang
melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang...
SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar
denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu
(kalo gak salah norek Bank BUMN).
Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk ditukar dengan
SIM/STNK kita di Kapolsek terdekat di mana kita ditilang.
You know what ? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya
tidak melebihi 50 ribu ! Dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA.
Forward email ini, beritahukan teman, saudara & keluarga Anda.
BERANTAS KORUPSI DARI SEKARANG !
Posting Komentar